
Ini adalah organisasi pertamaku di SMA. Awalnya aku hanya ikut-ikutan, karena namanya yang bagus dan unik, Rohis. Tapi akhirnya aku betah di organisasi yang satu ini. Aku jadi anggota Rohis dari kelas 1 sampai kelas 3.
Untuk menjadi anggota Rohis, kami harus mengkuti kegiatan rekrutmen. Kegiatannya berupa Mabit di Mushalla sekolah yang terdiri dari beberapa kegiatan seperti Tahajjud bersama, taushiyah, mengaji bareng alias tadarusan, nonton film islami bareng dan lain sebagainya.
Ekskul Rohis diadakan setiap hari Sabtu. Kami memulai kegiatan setelah pulang Sekolah dan selesainya ba’da ashar. Kegiatan akhwat dan ikhwan berbeda. Kegiatan Akhwat diadakan setiap hari Jum’at setelah pulang sekolah.
Setiap bulan kami selalu mengadakan rapat antara ikhwan dan akhwat. Kami melakukan evaluasi setiap kegiatan yang sudah kami lakukan. Setiap rapat selalu terpisah, karena dibatasi hijab. Kegiatan yang sering dievaluasi antara lain Mading Rohis yaitu Kawat dan Lebah. Kawat adalah mading akhwat yang merupakan singkatan Kabar Akhwat, sedangkan Lebah adalah mading Ikhwan yang merupakan singkatan dari Lembaran Dakwah. Tiap minggu Kawat dan Lebah terbit secara bergantian. Selain itu juga didiskusikan untuk acara-acara yang rutin dilaksanakan Rohis seperti Bazar di Bulan Ramadhan, Bakti sosial, silaturahmi ke Rohis sekolah lain dan sebagainya.
Ada satu kebanggan bagi kami Anggota Rohis. Tiap Cawu, pasti ada juara-juara umum dari Rohis. Hal ini tak terlepas dari kegiatan mingguan kami, yaitu belajar bersama. Kami menamakan kegiatan ini SIAP (Studi Islam Akhir Pekan). SIAP merupakan kegiatan mencari ilmu seperti Taushiyah dari Ustadz atau dari kakak senior dan diakhiri belajar bersama dengan materi pelajaran sekolah. Disini kami bisa bertanya dan berdiskusi tentang pelajaran dengan kakak senior dan teman-teman dari kelas lain. Kami juga melakukan kegiatan bersih-bersih Mushalla. Kami mengangkat karpet-karpet Mushalla ke besi Tower air dan membersihkan debu-debu karpet yang banyaknya na’uzubillah.
Di Rohis juga aku mengenal Nasyid. Nasyid yang aku suka adalah Raihan. Lagu-lagunya bagus dan berisikan naseihat-nasehat yang sangat menyentuh. Di Rohis kami juga membentuk Tim Nasyid. Tim Nasyid ini diberi nama Ikhwanul Muslimin. Ikhwanul Muslimin tampil setiap ada kegiatan-kegiatan keislaman di Sekolah yang dilaksanakan Rohis dan juga tampil di acara pembuka saat silaturahmi ke Rohis Sekolah lain.
Acara besar yang pernah Kami lakukan adalah Pembagian Sembako untuk masyarakat Rumbai. Kami mendapatkan dana dari salah seorang karyawan Caltex. Dana operasional kami dapatkan dari infak sekolah. Kami berangkat ke Rumbai menggunakan beberapa mobil dan sepeda motor. Kegiatan kami mendapat support yang besar dari kepala sekolah. Yang bikin bangga adalah kegiatan kami masuk koran. Lumayan...
Saat di Rohis, aku pernah menjabat menjadi Ketua Divisi Mushalla. Disini aku membuat jadwal Piket Mushalla untuk anggota Rohis. Idealnya Divisi Mushalla juga mengatur setiap kegiatan yang ada di Mushalla Sekolah. Namun kegiatan di Mushalla tidak begitu banyak, sehingga bisa kami handle bersama.
Ada satu rutinitas yang aku dapat gara-gara aku anak Rohis. Dikelasku, hanya aku yang ikut ekskul Rohis, sehingga tiap giliran kelasku upacara bendera, aku yang selalu kebagian jadi Pembaca Do’a. Kelas 1 dan kelas 2 kulalui di kelas 1.7 dan 2.7. Tetapi di kelas 3, siswanya di acak. Aku ditempatkan di kelas 3 IPA 1. Di kelas ini aku dapat jabatan sebagai Ketua Divisi Agama Islam, juga karena aku satu-satunya anggota Rohis laki-laki. Kawan-kawan Rohisku menyebar di kelas lain. Namun syukur, di 3 IPA 1 ada beberapa Akhwat anggota Rohis. Malah mereka yang membuat suasana kelas menjadi lebih islami.
Ada satu Nasyid yang selalu ku ingat di Rohis. Begini liriknya…
Aku anak Rohis
Selalu optimis
Dengan gaya necis
Pasang wajah manis
Berjengot tipis
Tidak berkumis
Walau kantongku tipis
Tetap aktivis.